Monday 15 June 2009

Shalat Taubat


Shalat Taubat
Tata cara shalat taubat sama dengan shalat sunnah yang lain, yang membedakan hanyalah niatnya. Jadi jika seseorang melakukan perbuatan dosa maka disunnahkan untuk segera melakukan shalat taubat dan berdoa meminta ampun kepada Allah Ta'ala. Semoga tulisan berikut dapat bermanfaat.

Allah Ta’ala berfirman,
“Dan (juga) orang – orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa – dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali Imran : 135)


Sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk senantiasa berusaha bertakwa kepada Allah Ta’ala, juga selalu merasa dalam pengawasan-Nya, serta tidak terjerumus ke dalam maksiat. Jika pun seorang muslim berbuat dosa, maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk segera bertaubat dan kembali ke jalan Allah Ta’ala. Dan Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam telah mensyari’atkan shalat ini pada saat bertaubat.


Dari Ali radhiyallaHu 'anHu, bahwa Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya” (HR. At Tirmidzi no. 406,lafazh ini miliknya, Abu Dawud no. 1521, Ibnu Majah no. 1395 dan lainnya, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi I/128)


Berikut beberapa doa mohon ampunan kepada Allah Ta'ala yang dapat dibaca setelah shalat :


“Rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa war hamnaa lakuunanna minal khaasiriin”
yang artinya “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami
sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang – orang yang merugi” (QS Al A’raaf : 23)

“AllaHumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiran wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indika warhamnii innaka antal ghafuururrahiim”

yang artinya “Ya Allah, sesungguhnya aku banyak menganiaya diriku dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu ampunilah dosa –dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu dan berikan rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang” (HR. Al Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705)

Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar" (QS. An Nisaa' : 48)

Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'"
(HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]